Kamis, 02 Juni 2011

the transfer of energy


Energy Likes to Move
If there is a temperature difference in a system, heat will naturally move from high to low temperatures. The place you find the higher temperature is the heat source. The area where the temperature is lower is the heat sink. When examining systems, scientists measure a number called the temperature gradient. The gradient is the change in temperature divided by the distance. The units are degrees per centimeter. If the temperature drops over a specific distance, the gradient is a negative value. If the temperature goes up, the gradient has a positive value. The greater the gradient, the more energy will be exchanged.

Ever Hear of Convection Ovens?
Convection is the way heat is transferred from one area to another when there is a "bulk movement of matter." It is the movement of huge amounts of material, taking the heat from one area and placing it in another. Warm air rises and cold air replaces it. The heat has moved. It is the transfer of heat by motion of objects. Convection occurs when an area of hot water rises to the top of a pot and gives off energy. Another example is warm air in the atmosphere rising and giving off energy. They are all examples of convection. The thing to remember is that objects change position.

Radiating Energy
When the transfer of energy happens by radiation, there is no conductive medium (such as in space). That lack of medium means there is no matter there for the heat to pass through. Radiation is the energy carried by electromagnetic waves (light). Those waves could be radio waves, infrared, visible light, UV, or Gamma rays. Heat radiation is usually found in the infrared sections of the EM spectrum. If the temperature of an object doubles (in Kelvin), the thermal radiation increases 16 times. Therefore, if it goes up four times, it increases to 32 times the original level.

Scientists have also discovered that objects that are good at giving off thermal radiation are also good at absorbing the same energy. Usually the amount of radiation given off by an object depends on the temperature. The rate at which you absorb the energy depends on the energy of the objects and molecules surrounding you.

Conducting Energy and Heat
Conduction is a situation where the heat source and heat sink are connected by matter. As we discussed before, the heat flows from the source down the temperature gradient to the sink. It is different from convection because there is no movement of large amounts of matter, and the transfers are through collisions. The source and the sink are connected.

If you touch an ice cream cone, the ice cream heats up because you are a warmer body. If you lie on a hot sidewalk, the energy moves directly to your body by conduction. When scientists studied good thermal radiators, they discovered that good thermal conductors are also good at conducting electricity. So when you think of a good thermal conductor, think about copper, silver, gold, and platinum.

memanaskan air dengan gelas plastik


Alat dan bahan :
Air mineral
Gelas plastik
Korek api

Langkah percobaan :
1.Dengan alat dan bahan yang tersedia, kita panaskan air (terserah bagaimana caranya).
2.Tetapi selama pemanasan, air tidak boleh dipindahkan dari gelas plastik tsb.

Pasti hasilnya gelas plastik tersebut tidak meleleh, tetapi air menjadi panas. Kenapa bisa terjadi demikian, kita lihat penjelasannya.

Pada saat kita memanaskan langsung gelas berisi air mineral (seperti memasak dengan panci). Kalor mengalir dari sumber panas melintasi permukaan gelas dan diteruskan ke air. Namun, bukannya gelas meleleh karena panas yang ditimbulkan, justru air yang malah menjadi panas. Lalu kenapa hal ini terjadi? Dalam kasus gelas plastik kosong, panas yang diberikan akan langsung melelehkanya jika suhunya melebihi ambang tiitk leleh plastik. Namun ketika dalam gelas diisi air, kalor yang seharusnya melelehkan plastik dihantarkan ke air. Secara skematis, alur penghantaran panas dapat dilihat pada gambar.



Kalor dihantarkan oleh permukaan gelas ke air, dan kalor ini dimanfaatkan untuk memanaskan air. Karena kalor jenis air tinggi, waktu yang dibutuhkan untuk memanskan sampi suhu yang mampu melelehkan plastik cukup lama, akibatnya gelas plastik lebih tahan lama tanpa meleleh.

Senin, 30 Mei 2011

Bagaimana sebuah bintang akan mengakhiri hidupnya?


Bagaimana sebuah bintang akan mengakhiri hidupnya? Kita mungkin tidak asing jika mendengar sebuah bintang berakhir dalam sebuah ledakan dasyat yang dikenal sebagai supernova. Tapi untuk bintang-bintang seperti Matahari, mereka akan berakhir sebagai bintang katai putih.

Interaksi bintang katai putih ganda. Kredit : Tod Strohmayer (GSFC), CXC, NASA, Dana Berry (CXC).

Bintang ini kompak dan dingin. Pada saat bintang serupa Matahari mencapai tahap ini, maka ia hanya akan tersusun oleh karbon dan oksigen. Tapi ada yang menarik yang berhasil ditemukan para peneliti dari University of Warwick. Mereka berhasil menemukan pasangan bintang katai putih ganda unik yang tampaknya saling berseteru. Perseteruan itu tampak dari kondisi mereka yang sudah tercabik-cabik dan menyisakan helium sebagai penyusun kedua bintang tersebut.

Sampai saat ini diketahui ada 50 pasang bintang katai putih ganda dekat namun sistem bintang ganda katai putih CSS 41177 yang baru ditemukan ini merupakan bintang ganda dekat gerhana kedua yang ditemukan sampai saat ini. Astronom dari Universitas Warwick melakukan pengamatan untuk mendapatkan informasi yang lebih detil saat kedua bintang tersebut saling menggerhanai jika dilihat dari Bumi.

Sistem CSS 41177 tersebut berada 1140 tahun cahaya dari Bumi di rasi Leo. Pasangan ini diamati oleh Teleskop Liverpool 2 meter di Canary Island dan teleskop Gemini 8 meter di Hawaii.

Helium pada Katai Putih?
Pengamatan yang dilakukan oleh Steven Parsons dan Professor Tom Marsh mengungkap keunikan dari kedua bintang katai putih tersebut. Uniknya materi penyusun keduanya sebagian besar adalah helium.

Diperkirakan ada 30 sistem yang merupakan sistem bintang katai putih ganda helium, dan CSS 41177 merupakan sistem yang unik karena sistem ini merupakan satu-satunya sistem katai putih helium ganda gerhana yang diketahui.

Pertanyaannya, bukankah bintang katai putih harusnya tak lagi memiliki helium?

Pada sistem bintang katai putih ganda helium, kedua bintang yang ada disana memulai kehidupannya sebagai bintang normal pada saat yang sama. Salah satu bintang itu lebih masif sehingga ia membakar habis bahan bakar di dalam dirinya lebih cepat dan lebih dahulu mencapai masa akhir hidupnya. Ia kemudian beralih menjadi bintang raksasa merah sebelum runtuh menjadi katai putih. Itu jalan hidup yang harusnya ia miliki sama seperti bintang lainnya di alam semesta. Sama juga dengan Matahari kelak. Ketika ia sudah menjadi katai putih, ia tidak lagi tersusun oleh hidrogen dan helium karena sudah habis dan hanya disusun oleh inti lembam yang kaya karbon dan oksigen.

Jadi bagaimana katai putih, masih memiliki helium yang berlimpah di dalam dirinya? Pada suatu masa dalam perjalanan hidupnya si bintang ini mengalami kehilangan massa yang besar. Artinya kedua bintang ini memiliki masa lalu yang penuh dinamika di antara keduanya. Atau mungkin bisa dikatakan masa lalu yang penuh perseteruan dan saling merusak?

Cerita evolusi kedua bintang ini berubah ketika bintang memasuki tahap raksasa merah. Pada sistem ini, bintang yang lebih masif terlebih dahulu mengembang sebagai raksasa merah. Ketika ia mengembang inilah masalah muncul. Selubung hidrogen terluar bintang masif ini dikoyakkan bintang pasangannya. Akibatnya bintang masif tersebut tidak pernah memperoleh kesempatan untuk membangkitkan reaksi fusi untuk membakar helium. Maka bintang masif itu pun harus menjadi bintang katai putih helium. Lantas bagaimana dengan bintang pasangannya?

Saat bintang pasangan kemudian mulai mengembang sebagai raksasa merah, nasib serupa juga ia alami. Selubung hidrogen terluarnya dirusak oleh bintang pertama. Tapi karena bintang pertama sudah menjadi bintang katai putih, materi yang ia dapat tersebut tidak bisa digunakan lagi. Hidrogen tersebut pun hilang di dalam sistem ganda tersebut meninggalkan kedua bintang sebagai katai putih helium.

Hanya dalam waktu 1 milyar tahun, perseteruan kedua bintang akan berakhir karena keduanya akan bergerak spiral ke dalam dan bergabung. Pada saat itulah keduanya akan saling membakar helium yang ada dalam dirinya dan menjadi obyek yang dikenal sebagai subkatai panas. Bintang sub katai panas akan bertahan selama 100 juta tahun sebelum berakhir.

Sumber : University of Warwick

Jumat, 04 Juni 2010

Seleksi Olimpiade Sains 2010

Bukittinggi, 4 Juni 2010. Setelah melewati pelatihan yang cukup panjang dan menguras energy, akhirnya terpilih 3 orang siswa pilihan kota bukittinggi untuk mengikuti seleksi Olimpiade sain di tingkat propinsi. Para siswa terbaik tersebut adalah teguh dari sd 07 belakang balok, Fadil dari sd negeri 1 Bukit Cangang serta Prima dari SD Negeri 02 Percontohan. pembekalan yang diberikan oleh tim Pembina Olimpiade sain yang terdiri dari Hj. Artispen, S. Pd, Masri, S. Pd dan lakmizar, S. Pd serta pelatih yang khusus didtangkan dari Universitas Negeri Padang yaitu Drs. Gusnedi, M. Si. Mudah-mudahan harapan Bukittinggi kembali meraih medali di tingkat Nasional kembali diraih.

Rabu, 31 Maret 2010

Sekilas Tentang Badai Matahari

Sekilas Tentang Badai Matahari

Matahari adalah sumber dari semua energi yang kita kenal di Bumi. Jika kita merunut semua sumber energi yang kita kenal dan kita gunakan sehari-hari, semuanya akan bermuara pada Matahari. Matahari sendiri menghasilkan energi lewat reaksi nuklir yang terjadi di pusatnya. Namun, meski Matahari memegang peran penting sebagai sumber energi yang kita butuhkan, Matahari juga menyimpan potensi yang bisa memberikan ancaman bagi manusia dan ekosistem Bumi. Ancaman yang dimaksud adalah peristiwa yang dikenal dengan nama badai matahari.

Gambar 1. Struktur Matahari

Sebelum membicarakan tentang badai matahari, kita akan melihat sekilas tentang Matahari. Matahari adalah sebuah bintang, yaitu bola plasma panas yang ditopang oleh gaya gravitasi. Di pusat Matahari (nomor 1 dalam Gambar 1), terjadi reaksi nuklir (fusi) yang mengubah 4 atom hidrogen menjadi 1 atom helium. Reaksi fusi tersebut, selain menghasilkan helium, juga menghasilkan energi dalam jumlah melimpah (ingat persamaan terkenal oleh Einstein: E=mc2). Energi yang dihasilkan, di pancarkan keluar melewati bagian-bagian Matahari, yaitu: zona radiatif (nomor 2), zona konventif (nomor 3), dan bagian atmosfer Matahari, yang terdiri dari fotosfer (nomor 4), kromosfer (nomor 5), dan korona (nomor 6). Dan badai Matahari adalah peristiwa yang berkaitan dengan bagian atmosfer Matahari tersebut.

Bagian terluar dari Matahari, yaitu korona, memiliki temperatur yang mencapai jutaan kelvin. Dengan temparatur yang tinggi tersebut, materi yang berada di korona Matahari memiliki energi kinetik yang besar. Tarikan gravitasi Matahari tidak cukup kuat untuk mempertahankan materi korona yang memiliki energi kinetik yang besar itu dan secara terus menerus, partikel bermuatan yang berasal dari korona, akan lepas keluar angkasa. Aliran partikel ini dikenal dengan nama angin matahari, yang terutama terdiri dari elektron dan proton dengan energi sekitar 1 keV. Setiap tahunnya, sebanyak 1012 ton materi korona lepas menjadi angin matahari, yang bergerak dengan kecepatan antara 200-700 km/s.

Berbeda dengan pusat Matahari yang relatif sederhana, bagian atmosfer Matahari relatif lebih rumit. Karena di atmosfer Matahari ini, medan magnetik Matahari berperan besar terhadap berbagai peristiwa yang terjadi di dalamnya. Ada berbagai fenomena menarik diamati di atmosfer Matahari berkaitan dengan medan magnetik Matahari, seperti bintik matahari (sun spot), ledakan Matahari (solar flare), prominensa, dan pelontaran material korona (CME – Coronal Mass Ejection). Hal-hal inilah yang berkaitan dengan badai matahari.

Jadi apa yang dimaksud dengan badai matahari?

Singkatnya, badai matahari adalah kejadian/event dimana aktivitas Matahari berinteraksi dengan medan magnetik Bumi. Badai matahari ini berkaitan langsung dengan peristiwa solar flare dan CME. Kedua hal itulah yang menyebabkan terjadinya badai matahari.

Solar flare adalah ledakan di Matahari akibat terbukanya salah satu kumparan medan magnet permukaan Matahari. Ledakan ini melepaskan partikel berenergi tinggi dan radiasi elektromagnetik pada panjang gelombang sinar-x dan sinar gamma. Partikel berenergi tinggi yang dilepaskan oleh peristiwa solar flare, jika mengarah ke Bumi, akan mencapai Bumi dalam waktu 1-2 hari. Sedangkan radiasi elektromagnetik energi tingginya, akan mencapai Bumi dalam waktu hanya sekitar 8 menit.

Lalu bagaimana dengan CME?

CME adalah pelepasan material dari korona yang teramati sebagai letupan yang menyembur dari permukaan Matahari. Dalam semburan material korona ini, sekitar 2×1011 – 4×1013 kilogram material dilontarkan dengan energi sebesar 1022 – 6×1024 joule. Material ini dilontarkan dengan kecepatan mulai dari 20 km/s sampai 2000 km/s, dengan rata-rata kecepatan 350 km/s. Untuk mencapai Bumi, dibutuhkan waktu 1-3 hari.

Matahari kita memiliki siklus keaktifan dengan periode sekitar 11 tahun. Siklus keaktifan ini berkaitan dengan pembalikan kutub magnetik di permukaan Matahari. Keaktifan Matahari ini bisa dilihat dari jumlah bintik matahari yang teramati. Saat keaktifan Matahari mencapai maksimum, kita akan mengamati bintik matahari dalam jumlah paling banyak di permukaan Matahari dan pada saat keaktifan Matahari mencapai maksimum inilah, angin matahari lebih ‘kencang’ dari biasanya dan partikel-partikel yang dipancarkan juga lebih energetik. Dan peristiwa solar flare dan CME dalam skala besar juga lebih dimungkinkan untuk terjadi. Dengan kata lain, saat keaktifan Matahari mencapai maksimum, Bumi akan lebih banyak dipapar dengan partikel-partikel bermuatan tinggi (lebih tinggi dari biasanya) dan radiasi elektromagnetik energi tinggi.

Partikel-partikel bermuatan yang dipancarkan dari peristiwa solar flare dan CME, saat mencapai Bumi, akan berinteraksi dengan medan magnetik Bumi. Interaksi ini akan menyebabkan gangguan pada medan magnetik Bumi buat sementara.

Saat partikel-partikel bermuatan dengan energi tinggi mencapai Bumi, ia akan diarahkan oleh medan magnetik Bumi, untuk bergerak sesuai dengan garis-garis medan magnetik Bumi, menuju ke arah kutub utara dan kutub selatan magnetik Bumi. Saat partikel-partikel energetik tersebut berbenturan dengan partikel udara dalam atmosfer Bumi, ia akan menyebabkan partikel udara (terutama nitrogen) terionisasi. Bagi kita yang berada di permukaan Bumi, yang kita amati adalah bentuk seperti tirai-tirai cahaya warna-warni di langit, yang dikenal dengan nama aurora. Aurora ini bisa diamati dari posisi lintang tinggi di sekitar kutub magnetik Bumi (utara dan selatan).

Gambar 2. Aurora

Saat terjadi badai matahari, partikel-partikel energetik tadi tidak hanya menghasilkan aurora yang indah yang bisa di amati di lintang tinggi. Tapi bisa memberikan dampak yang relatif lebih besar dan lebih berbahaya. Dampak yang dimaksud antara lain: gangguan pada jaringan listrik karena transformator dalam jaringan listrik akan mengalami kelebihan muatan, gangguan telekomunikasi (merusak satelit, menyebabkan black-out frekuensi HF radio, dll), navigasi, dan menyebabkan korosi pada jaringan pipa bawah tanah.

Peristiwa gangguan besar yang disebabkan oleh badai matahari, yang paling terkenal adalah peristiwa tahun 1859, peristiwa yang dikenal dengan nama Carrington Event. Saat itu, jaringan komunikasi telegraf masih relatif baru tapi sudah luas digunakan. Ketika terjadi badai Matahari tahun 1859, jaringan telegraf seluruh Amerika dan Eropa mati total. Aurora yang biasanya hanya bisa diamati di lintang tinggi, saat itu bahkan bisa diamati sampai di equator.

Masih ada beberapa contoh peristiwa lain yang berkaitan dengan badai matahari yang terjadi dalam abad ke-20 dan 21:

  1. 13 maret 1989: Terjadi CME besar 4 hari sebelumnya. Badai geomagnetik menghasilkan arus listrik induksi eksesif hingga ribuan ampere pada sistem interkoneksi kelistrikan Ontario Hydro (Canada). Arus induksi eksesif ini menyebabkan sejumlah trafo terbakar. Akibat dari terbakarnya trafo tsb, jaringan listrik di seluruh Quebec (Canada) putus selama 9 jam. Guncangan magnetik badai sekitar seperempat Carrington event, (sekitar 400 nT). Aurora teramati sampai di Texas
  2. Januari 1994 : 2 buah satelit komunikasi Anik milik Canada rusak akibat digempur elektron-elektron energetik dari Matahari. Satu satelit bisa segera pulih dalam waktu beberapa jam, namun satelit lainnya baru bisa dipulihkan 6 bulan kemudian.
    Total kerugian akibat lumpuhnya satelit ini disebut mencapai US $ 50 – 70 juta.
  3. November 2003 : Mengganggu kinerja instrumen WAAS berbasis GPS milik FAA AS selama 30 jam.
  4. Januari 2005: Berpotensi mengakibatkan black-out di frekuensi HF radio pesawat, sehingga penerbangan United Airlines 26 terpaksa dialihkan menghindari rute polar (kutub) yang biasa dilaluinya.

Badai Matahari juga bisa berbahaya bagi makhluk hidup secara biologi. Bahaya ini terutama bagi para astronot yang kebetulan sedang berada di luar angkasa saat badai matahari terjadi. Bagi kita yang berada di permukaan Bumi, kita relatif aman terlindungi oleh medan magnetik Bumi. Pengaruh langsung dari badai matahari ini hanya dialami oleh binatang-binatang yang peka terhadap medan magnetik Bumi. Karena badai matahari mengganggu medan magnetik Bumi, maka binatang-binatang yang peka terhadap medan magnetik akan secara langsung terimbas. Misalnya burung-burung, lumba-lumba, dan paus, yang menggunakan medan magnetik Bumi untuk menentukan arah, untuk sesaat ketika badai matahari terjadi, mereka akan kehilangan arah.

Saat ini, Matahari sedang menuju puncak keaktifan dalam siklusnya yang ke-24. Puncak keaktifan Matahari ini diperkirakan terjadi sekitar tahun 2011-2013. Saat puncak keaktifan Matahari pada siklus ke-24 ini, diperkirakan tidak akan jauh berbeda dengan saat puncak keaktifan pada siklus-siklus sebelumnya. Mungkin efeknya akan sedikit lebih besar, tapi ada juga yang menduga akan terjadi hal yang sebaliknya, justru lebih kecil efeknya. Yang manapun itu kasusnya, bisa dikatakan semua ahli fisika matahari sepakat tidak mungkin terjadi peristiwa besar yang akan membahayakan kehidupan di muka Bumi.

Berdasarkan pengetahuan kita saat ini, badai matahari hanya akan memberikan ancaman bahaya yang rendah. Solar flare dan CME yang terjadi di Matahari, tidak akan cukup untuk menyebabkan peristiwa seperti yang digambarkan dalam beberapa film yang beredar belakangan ini. Beberapa bintang yang diamati memang menunjukkan adanya peristiwa yang dikenal dengan istilah superflare, yaitu flare seperti yang kita amati di Matahari tapi dengan intensitas yang jauh lebih besar. Tapi peristiwa serupa diduga bukan peristiwa yang umum dan diragukan bakal terjadi pada Matahari kita, setidaknya saat ini. Memang peristiwa solar flare dan CME belum bisa diprediksi dengan baik untuk saat ini. Tapi pengetahuan kita yang didapat dari pengamatan Matahari lewat berbagai observatorium landas-bumi dan wahana antariksa yang terus menerus mengamati Matahari, kita semakin mengerti berbagai peristiwa yang terjadi di Matahari. Setidaknya untuk saat ini, kita bisa mengatakan dengan cukup yakin bahwa yang digambarkan dalam film-film fiksi ilmiah (misalnya: film 2012) tentang badai raksasa matahari, tidak akan terjadi dalam waktu dekat.

Seiring dengan perkembangan teknologi elektronika, serta kaitannya dengan iklim, studi tentang aktivitas matahari menjadi perhatian yang semakin perlu dikaji. Bisakah kita memprediksi badai matahari? Dinamika siklusnya? Dinamika cuaca antariksa yang di dorong dinamika matahari? Pengamatan matahari saat ini telah menggunakan teknologi satelit dalam menentukan bilamanakah terjadi aktivitas yang tiba-tiba dari matahari.

SOHO (Solar Heliospheric Observatory), diluncurkan untuk terus menerus memonitor matahari; ACE (Advance Composition Explorer), mengamati perubahan lingkungan antariksa dan memberikan peringatan adanya badai matahari, satu jam sebelum mencapai bumi. WIND yang mengawasi angin matahari yang terjadi pada ruang antar planet sekitar bumi, atau IMAGE (Imager for Magnetopause-to-Auroral Global Exploration) mengamati partikel bermuatan dan atom netral disekitar magnetosfer. Kesemuanya itu digunakan untuk memahami fenomena yang terjadi pada matahari dan keterkaitannya dengan lingkungan bumi.
www.langitselatan.com

Bulan



Usia Bulan :
Usia bulan lebih tua dari yang diperkirakan, bahkan diperkirakan lebih tua daripada bulan dan matahari itu sendiri! Umur Bumi paling tua yang bisa diperkirakan adalah 4.6 Milyar tahun. Sementara itu batuan Bulan malah sudah berumur 5.3 Milyar tahun. Bulan lebih tua 1 milyar tahun ketimbang Bumi!

Lebih keras diatas :
Normalnya sebuah planet akan keras di dalam dan makin lama makin lembut diatas, seperti bumi kita. Tidak demikian hal nya dengan bulan. Bagian dalam bulan seperti berongga, sementara bagian atasnya keras sekeras Titanium. Hal ini lah yang menyebabkan bahwa bulan bagaimanapun juga sangat kuat dan tahan serangan. Kawah terbesar di Bulan berdiameter 300KM, dengan kedalaman hanya 6.4KM. Sementara itu, menurut hitungan ilmuwan, jika batuan yang menubruk bulan tadi, menubruk Bumi, maka akan terbentuk lubang paling tidak sedalam 1.200KM!

Bulan yang berongga juga dibuktikan saat kru Apollo yang meninggalkan Bulan, membuang kembali sisa pesawat yang tidak digunakan kembali ke Bulan . Hasilnya, sebuah gempa dan gema pada permukaan bulan terjadi selama 15 menit. Penemuan ini diulang kembali oleh kru Apollo 13, yang kali ini jatuh lebih keras, menimbulkan gema selama 3 jam 20 menit.


Ibaratnya seperti sedang membunyikan lonceng yang kemudian berdentang, hanya saja karena tidak ada udara, maka suara dentang lonceng yang dihasilkan tidak bisa didengar oleh manusia. Sementara itu, penemuan ini dipertanyakan oleh Carl Sagan, bahwa satelit alamiah nggak mungkin kopong dalam nya.

Bebatuan Bulan :
Asal usul batuan dan debu bulan sendiri tidak jelas, karena perbedaan komposisi pembentuk bulan yang berbeda sekali dengan komposisi batuannya. Batu yang pernah diambil team apollo sebesar 380KG lebih, menunjukkan ada nya bahan unik dan langka seperti Titanium murni, kromium, itrium, dan lain lain. Logam ini sangat keras, tahan panas, anti oksidasi. Jenis logam ini tidak terdapat secara alamiah di alam, dan jelas tidak mungkin terbentuk secara alamiah.

Para ilmuwan juga mengalami kesulitan menembus sisi luar bulan sewaktu mereka mengebor bagian terluar bulan. Setelah di teliti, bagian yang di bor tadi adalah sebuah mineral dengan kandungan titanium, uranium 236 dan neptunium 237. Bahan bahan super keras anti karat, yang juga tidak mungkin terbentuk secara alamiah, karena digunakan di bumi untuk membuat pesawat stealth. Kemungkinan besar, ini logam hasil sepuhan manusia!

Batuan bulan juga entah bagaimana sangat magnetik. Padahal tidak ada medan magnet di Bulan itu sendiri. Berbeda dengan bumi yang banyak sekali mengandung medan magnet.

Air menguap :
Pada 7 Maret 1971, instrumen bulan yang dipasang oleh astronot merekam adanya air melewati permukaan bulan. Uap air tadi bertahan hingga 14 jam dan menutupi permukaan seluas 100 mil persegi.

Ukuran bulan = Matahari ?
Bulan bisa menutupi matahari dalam gerhana bulan total, tapi ukurannya tidak sama. Yang menarik, jarak matahari ke bumi persis 395 kali lipat jarak bulan ke bumi, sedangkan diameter matahari persis 395 kali diameter bulan. Pada saat gerhana matahari total, ukuran bumi dan bulan persis sama, sehingga matahari bisa tertutup bulan secara sempurna. Hitungan ini terlalu cermat dan akurat jika hanya merupakan kebetulan astronomi semata.

Orbit yang aneh :
Orbit bulan merupakan satu satunya yang benar benar hampir bulat sempurna dari semua sistem tata surya kita. Berat utama bulan terletak lebih dekat 6000 kaki ketimbang pusat geometris nya, yang harusnya justru mengakibatkan orbit lengkung. Sesuatu yang tidak diketahui telah membuat bulan stabil pada poros nya. Suatu teori yang belum di yakini benar adanya juga mengatakan bahwa wajah bulan yang selalu sama di setiap hari nya karena adanya suatu hal yang menyebabkan itu. Yang pada intinya, tetap suatu kebetulan astronomi.

Asal usul bulan :
Teori bahwa bulan tadinya adalah sebagian dari bumi yang mental keluar bumi karena tumbukan hebat di masa lalu hampir saja di setujui oleh semua orang, setelah sebelumnya mereka mengira bahwa bulan terbentuk dari debu debu angkasa yang mampat menjadi satelit bumi. Belakangan ini teori menyebutkan bahwa jika bagian sebesar bulan terambil dari bumi, maka bumi tidak akan bisa bulat seperti sekarang. Dan jika bulan tidak berongga, maka tidak mungkin bulan bisa berada menjadi satelit bumi. Terlalu berat dan bulan akan menghantam bumi.

Teori teori asal usul bulan kembali dipertanyakan, dan teori paling gila sepanjang sejarah mulai muncul, bahwa bulan diciptakan dengan sengaja oleh manusia terdahulu sebagai alat bantu dalam navigasi dan juga astronomi!

Bulan adalah kapal luar angkasa ?
Kesempurnaan bulan yang keterlaluan, dan berbagai anomali yang ada dibulan, plus ditambah banyaknya benda benda terbang tak dikenal di bulan membuat banyak pihak mengatakan bahwa kemungkinan besar bulan adalah sebuah pesawat luar angkasa super besar yang diciptakan oleh mahluk cerdas pendahulu kita. Dan bulan BELUM ditinggalkan oleh penghuni nya! Semua kru Apollo dan astronot astronot lain atau peneliti bulan, semuanya telah melihat cahaya cahya adan benda benda terbang tak dikenal yang lalu lalang diantara bulan, muncul dan hilang begitu saja, bahkan selalu menyertai setiap kedatangan dan kepergian para team astronot yang mengunjungi bulan.

OSN ke-9 tahun 2010 diselenggarakan di Medan


Jakarta (Mandikdasmen): Olimpiade Sains Nasional (OSN) ke IX pada tahun 2010 akan diselenggarakan di Kota Medan, Provinsi Sumatera Utara. Demikian salah satu butir sambutan Sekretaris Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah (Sesditjen Mandikdasmen), Dr. Bambang Indriyanto, pada acara penutupan OSN di Hall C2 Jakarta International Expo, Kemayoran, Jakarta Pusat (Sabtu, 8 Agustus 2009).

Bambang Indriyanto menyampaikan hal tersebut, sebelum mengumumkan juara umum OSN ke delapan yang dimenangkan oleh Provinsi DKI Jakarta.

Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Sumatera Utara, Drs Bahrumsyah MM., yang datang mewakili Gubernur Provinsi Sumatera Utara, mengatakan bahwa segenap stake holder pendidikan dan Pemerintah Daeran Provinsi Sumatera Utara telah siap menyelenggarkan dan menyambut peserta OSN ke IX, di Kota Medan.

“Sayonara Jakarta, selamat datang peserta Olimpiade Sains Nasional (OSN) tahun depan di Sumatera Utara, Medan,” kata Bahrumsyah dalam sambutannya, setelah menerima Panji OSN dari Direktur Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah (Dirjen Mandikdasmen), Prof Suyanto Ph. D.*

Sumber: web mandikdasmen.depdiknas